Mengenal Kecepatan Rana dan Bukaan Diafragma

Bagi pemula yang mau belajar fotografi wajib nih kenalan sama yang namanya shutter speed atau dalam bahasa kita sering disebut dengan kecepatan rana, dan aperture yang disebut bukaan diafragma. Keduanya sama sama penting dalam pengambilan sebuah gambar karena keduanya memiliki andil besar dalam pengaruh bagus tidaknya hasil jepretan. Sebenarnya konsep kerja dari shutter speed dan aperture ini hampir sama dengan kerja mata manusia.
Shutter speed
Prinsip kerja Shutter adalahmenahan sinar yang masuk agar tidak mengenai film sampai kita mrnekan tombol shutter, kita tombol ditekan maka tirai shutter akan terbuka selama waktu tertentu yang ditentukan, sehingga film mendapatkan cahaya secukupnya.

Lamanya tirai shutter terbuka inilah yang disebut dengan shutter speed, kita dapat mengontrol lamanya sebuah tirai terbuka.Jika shutter lebih lama terbuka maka cahaya lebih banyak yang masuk, sedangkan jika shutter lebih cepat tertutup maka cahaya yang masuk lebih sedikit.

Shutter speed 1 detik akan menghasilkan gambar yang lebih terang dari pada shutter speed 1/1000 detik. Setengah detik shutter speed lebih gelap 1 Stop dari shutter speed satu detik.Shutter speed 1/30s lebih terang 2 stop dari shutter speed 1/125 begitu seterusnya.Shutter speed 1/250 akan lebih gelap 3 stop dibandingkan dengan shutter speed 1/30


Slow Shutter Speed
Teknis dengan menggunakan shutter speed yang rendah ( nilai besar ) . Biasa digunakan pada kondisi kurang cahaya , shutter dibuka lebiiih lama agar kamera dapat mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yg kita inginkan . Jika kita memotret suatu scene dengan beberapa obyek yang bergerak , akan menghasilkan sebuah efek baru yang keren .
Misal memotret lalu lintas di malam hari menimbulkan efek “jalur cahaya” / lightrail . Lampu dari mobil2 yang berseliweran direkam dalam sensor .

 Foto by ^sean, on Flickr

eiitss....slow speed juga bisa menimbulkan kesan dinamis pada foto lohh :D . Seperti pada foto air dibawah . Foto ini aga tricky karena diambil pada siang hari dimana masih banyak cahaya . Triknya adalah kita mengurangi cahaya yang masuk ke sensor dengan memasangkan sebuah atau beberapa (stack) filter ND ( Neutral Density ) . Filter ini akan mengurangi cahaya bberapa kali dari semula ( tergantung level filter ND ) sehingga kondisi banyak cahaya pun akan tampak seperti malam .

 Foto by jurvetson, on Flickr


High Shutter Speed
Ini teknik menghasilkan foto dengan kecepatan shutter yang tinggi (nilai rendah) . Kalau yang ini tidak perlu tripod . Cukup dipegang manual oleh kita dan foto yang dihasilkan dijamin tokcer . Teknik ini berguna untuk menangkap sebuah momen yang terjadi . Memberhentikannya tepat di posisi yang kita inginkan . Biasanya digunakan untuk sport , satwa .


Foto by Thomas Hawk, on Flickr

Normal Speed
hehehe ini mah karangan saya sendiri . Maksudnya speed shutter yang biasa digunakan sehari-hari . Di fotografi ada sebuah aturan yang menyatakan bahwa shutter speed ideal untuk menghasilkan gambar yang tajam (tidak blur) adalah minimal sama dengan panjang Fokal dari lensa yang kita gunakan . Misal , kita hendak memotret sebuah obyek dengan panjang Fokal 200mm maka shutter speed yang idealnya adalah 1/200sec . Untuk DSLR dengan crop factor 1,5x (Nikon) maka panjang fokalnya harus dikalikan 1,5 dulu..berarti minimal shutter speed adalah 1/300sec !! Setting shutter speed 1/300sec mudah didapatkan pada siang hari . Malam hari ? jangan harap .. Jadi pinter-pinter lah mencari sikon dan paham setting kamera agar kita mendapatkan shutter speed yang ideal . Itu aja sih intinya .. biar foto yg dihasilkan tidak blur ..
Eh foto blur tidak selalu jelek lho .. tajam juga tidak selalu bagus . Tergantung anda bos !! sang fotografernya . Jika kebetulan ada ingin meng-invoke sebuah “ketidakjelasan” lewat sebuah foto yg blur .. ya monggo !! asal penikmat foto juga mengerti maksud anda .. ya beres !! Itulah asyiknya fotografi.. UNLIMITED !!! . Tapi untuk kondisi normal kan biasanya orang prefer foto yang tajam dan tidak blur tho ? ya tho ?


Aperture.
Sebelum cahaya mengenai film maka cahaya harus melewati sebuah lubang yang terbuka yang di sebut Aperture. Besaran lubang yang terbuka ini disebut dengan F-STOP. Besaran angka F-Stop ini disebut dengan F-Number, pada standar fotografi makin kecil F-Number berarti lubang yang terbuka lebih besar, jika lubang yang terbuka lebih besar maka akan lebih banyak cahaya yang akan masuk mengenai film atau sensor. Aperture sering juga disebut dengan diagframa.
Aperture Number(F-Stop) Adalah angka yang menunjukkan seberapa besar lubang aperture terbuka. Angka semakin kecil pada f-number berarti makin besar sebuah shutter speed terbuka, sebaliknya jika f-number semakin besar justru lubang yang terbuka semakin kecil.

F2.8 akan menghasilkan gambar lebih terang daripada F4
F2.8 lebih terang 1 stop dari F4
F5.6 akan lebih gelap 2 stop dari f2.8
F5.6 akan lebih terang 3 stop dari f16
berikut ini fnumber dengan perbedaan 1 stop
f1 f1.4 f2 f2.8 f4 f5.6 f8 f11 f16 f22 f32 f45 f64



Menyeimbangkan shutter speed dan Aperture
Untuk menghasilkan gambar yang baik kita perlu menyimbangkan shutter speed dengan bukaan aperture, untuk itu kita perlu mengetahui sifat atau efek perbedaan angka dari shutter speed dan efek akibat besar kecilnya bukaan diagframa.
Shutter speed yang lambat kita akanbisa mendapatkan motion atau efek gerakan jika memotret obyek yang bergerak, juga ada kemungkinan foto menjadi buram karena terjadinya guncangan akibat tangan kita yang tidak stabil. Shutter speed yang cepat dapat menciptakan obyek yang membeku tidak bergerang(freezing).
Bukaan F-Stop yang besar akan mengakibatkan Deep Of Field(ruang tajam) yang tipis. Sedangkan F-Stop yang kecil akan menghasilkan DOF yang luas.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar dibawah ini.


Untuk gambar pertama foto tajam dikeseluruhan, tapi menjadi blur karena goncangan tangan yang susah menyangga kamera tetap stabil pada shutter speed 1/4 detik. Begitu pula untuk gambar 2 yang agak blur tapi tidak separah gambar 1, sedangkan gambar 3 karena shutter speed 1/250 detik dia tidak blur karena goncangan tetapi blur karena f-stop 2.8 memiliki Deep Of Field(DOF) yang tipis


SELAMAT BELAJAR !!!!









copas dari http://tukangmoto.wordpress.com/2008/05/31/mengenal-shutter-speed-atau-kecepatan-rana/
http://ilmufotografi.blogspot.com/2007/03/fungsi-shutter-dan-aperture-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar